Pregnancy Story: Standar Kenaikan Berat Badan dan Tunjangan Melahirkan di Jepang (Part 2)

Di tengah kehebohan coronavirus ini, mari kita lanjutkan cerita tentang kehamilan aku di Jepang.

Kalian bisa baca part 1 nya dulu di sini.

——————————————————————————————————————————

♥ STANDAR KENAIKAN BERAT BADAN SAAT HAMIL

——————————————————————————————————————————

 

Gimana rasanya hamil di Jepang?

Pertanyaan yang paling sering banget ditanyain sama temen atau keluarga di Indonesia.

Jawaban aku salah satunya,

“gak boleh gendut”

“aku cuma boleh naik 7-12 kg”

Dan semua orang ga percaya :”))

“masa orang hamil disuruh diet? orang hamil itu makan nya harus banyak biar bayi nya sehat, kalau perlu makan 2 porsi, terus makan es krim juga biar bayi nya cepet gede”.

……..

Dan aku cuma bisa nyengir.

FYI, dokter di sini concern banget sama kenaikan berat badan saat hamil. Kenaikan berat badan harus disesuaikan dengan BMI (Body Mass Index), dokter akan hitung apakah kita termasuk underweight (kurus), normal atau overweight (berlebih). Kemudian dia akan info berapa kenaikan berat badan yang diperbolehkan.

Kita juga bisa hitung sendiri, cara nya bisa liat tabel di bawah ini.

1
Sumber: 赤ママWEB

BMI (Body Mass Index) = Berat badan sebelum hamil (kg) : Tinggi badan (m) : Tinggi badan (m)

Contoh : 55 kg : 1,6 m : 1,6 m = 21,5  (Termasuk kategori Normal)

bmi
Sumber : https://www.justhcg.com/

Standar kenaikan berat badan untuk orang hamil di Jepang adalah :

Underweight : 9 ~ 12 kg

Normal : 7 ~ 12 kg

Overweight : 5 kg (berbeda tergantung orangnya)

Mengenai kenaikan berat badan ini, diinfo bahkan sejak awal pemeriksaan kehamilan. Dari awal hamil, dokter di klinik tempat aku periksa udah ngasih wejangan,

“Untuk berat badan yang tergolong normal, boleh naik sampai 12 kg tapi sangat disarankan sebulan cuma naik 1 kg!”

Artinya selama hamil maksimal 10 kg deh.

“Hhhmmm.. pantes aja orang jepang kalau hamil pada langsing”.

Maksudnya, cuma bagian perutnya aja yang membesar. Bagian tangan, paha, dan kaki ga membengkak kayak ibu hamil di Indonesia pada umumnya.

Aku tanya, “Jadi aku harus diet dok selama hamil? emang aman?”

“Bukan diet tapi lebih ke memilih makanan yang memang dibutuhkan”

Terus aku langsung dikasih buku panduan yang isi nya lengkap tentang cara mengatur pola makan, makanan apa aja yang dibutuhkan saat hamil atau makanan yang harus dihindari.

Selain makanan, orang hamil juga sangat disarankan untuk terus aktif, banyak gerak, olahraga ringan dan jalan kaki minimal 30 menit sehari.

Dan satu hal yang aku agak kaget adalah, dokter di sini sama sekali ga ngasih supplement atau vitamin apapun untuk ibu hamil. Karena mereka lebih menyarankan untuk dapet vitamin yang dibutuhkan itu langsung dari makanan yang kita konsumsi. Bahkan susu ibu hamil pun ga ada di sini.

Dokter juga ngejelasin kenapa berat badan ga boleh naik secara berlebih.

Karena orang hamil itu rawan kena diabetes gestasional. Meskipun kita ga punya nih riwayat sakit diabetes, penyakit ini bisa muncul dipengaruhi oleh hormon dan pola hidup kita selama hamil.

Penyakit ini bisa menyebabkan cedera saat persalinan, berat bayi berlebih, lahir prematur, keguguran, peningkatan abnormal sel darah merah pada bayi dan akan beresiko diabetes saat bayi nya dewasa.

Di kehamilan menuju 7 bulan ini berat badan aku udah naik 6 kg. Aku masih bisa pake baju ukuran S karena perubahan badan aku ga terlalu signifikan.

233081E3-02C4-41AC-A929-0E92EFAAC56D

Selama perkembangan bayi nya normal dan sesuai dengan usia kandungan nya, aku sih ga terlalu peduli kalau dibilang “kecil yaa hamilnya”.

Malah seneng bisa ngejaga berat badan aku untuk ga naik berlebih, jadi PR buat ngurusin badan setelah lahiran nya ga banyak :)))

Dan hal positif lainnya yang aku rasain, sampai saat ini aku engga ngalamin sakit pinggang, badan lemes, susah tidur, kaki bengkak atau keluhan lainnya. Aku bisa  se-enjoy itu sama kehamilan aku. Aku juga mulai rajin maternity yoga seminggu sekali, biar nafas ga gampang ngos-ngosan dan ngejaga badan biar tetep fit sampe lahiran nanti.

——————————————————————————————————————————

♥ TUNJANGAN MELAHIRKAN DI JEPANG

——————————————————————————————————————————

 

“Mau ngelahirin dimana nanti?”

“Rencananya di Jepang.”

“Eh? emang ga mahal lahiran di Jepang???”

……..

Ini pertanyaan yang juga sering ditanyain. Secara simple aku jawab, ngelahirin di sini dapet tunjangan yang besarnya hampir sama dengan biaya lahiran.

Tunjangan melahirkan ini sering disebut, shussan ikuji ichijikin 出産育児一時金 (Childbirth Compensation).

Berapa biaya lahiran di Jepang?

Jawaban nya tergantung rumah sakit dan klinik tempat dimana kita melahirkan. Bahkan meskipun kita lahiran di rumah sakit yang sama belum tentu biaya lahiran nya pun akan sama.

Contohnya nih, kebanyakan orang Indonesia yang tinggal di Fukuoka melahirkan nya di Fukuoka Red Cross Hospital, rumah sakit yang dokternya udah terbiasa handle orang asing. Saat aku tanya, biaya lahiran mereka ternyata beda-beda.

Kok bisa..?

Karena kapan kita lahiran nya pun akan memperngaruhi biaya. Misalnya standar biaya lahiran di rumah sakit tersebut sebesar 400,000 yen, tapi kalau kita lahiran di jadwal day off misalnya hari Minggu jam 3 subuh maka kita akan dikenakan biaya tambahan.

Biasanya rumah sakit juga punya beberapa tipe kamar, pilih yang private room atau sharing dengan pasien lain, itu pun akan mempengaruhi harga.

Dari informasi yang aku dapet, standar biaya melahirkan di Jepang sekitar 420,000 ~ 520,000 yen untuk lahiran normal.

Sedangkan, untuk tunjangan yang kita dapat saat lahiran sebesar 420,000 yen.

Jadi kalau biaya lahiran nya lebih dari 420,000 yen, kita harus bayar sendiri kekurangan nya. Begitupun sebaliknya, kalau ternyata biaya lahiran nya kurang dari itu, sisa uang nya nanti akan di transfer ke rekening kita.

Pengalaman temen aku dia nambah sekitar 80,000 yen karena lahiran di saat jadwal day off rumah sakit.

Jadi meskipun dapet uang tunjangan, kita tetep harus prepare uang pegangan seenganya sekitar 100,000 yen, just in case biaya lahiran nya lebih dari uang tunjangan yang kita dapet.

Untuk detail biaya dan gimana cara ngurusnya akan aku share setelah proses lahiran nanti yaa, karena sekarang belum ngalamin sendiri jadi ragu buat cerita.

Dan saran buat yang ga bisa bahasa Jepang, bisa nyari rumah sakit atau klinik yang dokternya bisa bahasa Inggris atau bisa kasih fasilitas interpreter secara gratis.

Buat yang muslim, ga usah khawatir. Kita bisa request makanan yang tidak mengandung pork dan alkohol atau request menu seafood only selama kita dirawat di rumah sakit.

Umum nya untuk lahiran normal akan dirawat selama 5 hari dan untuk lahiran caesar sekitar 7 hari. Selama dirawat di rumah sakit, kita akan diajarkan gimana mengurus bayi, mulai dari memandikan, mengganti popok, menyusui dsb nya.

Jepang sendiri sangat pro dengan lahiran normal. Tindakan caesar hanya dilakukan jika kondisi dianggap tidak memungkinkan untuk lahiran normal. Cesarean section ini lebih dianggap “penanganan penyakit” dan berhak menerima tunjangan yang lebih besar.

Selain tunjangan melahirkan, untuk wanita yang bekerja dan membayar Health Insurance dan Labour Insurance akan mendapatkan tunjangan saat cuti melahirkan dan cuti mengurus anak. Ini pun akan aku bahas secara detail nanti yaa!

Terima kasih sudah membaca. Tunggu pregnancy story part selanjutnya yaa!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

One Comment Add yours

Leave a comment